Jumper pada sebuah komputer sebenarnya
adalah connector (penghubung) short sirkuit elektrik yand digunakan
untuk menghubungkan atau memutus hubungan pada suatu sirkuit. Jumper
juga digunakan untuk melakukan setting pada papan elektrik seperti
motherboard komputer.
Fungsi Jumper ini dalam komputer
digunakan untuk menyetting perlengkapan komputer sesuai dengan
keperluan. Pada motherboard terbaru saat ini penyettingan lewat Jumper
sudah mulai berkurang penggunaannya. Sebab, semua fungsi setting saat
ini sudah menggunakan outo setting pada bios sehingga memudahkan
pengguna atau perakit komputer dengan tidak banyak menggunakan Jumper.
Jumper pada komputer biasanya digunakan pada Motherboard, Harddisk dan Optical Disk, dan pada beberapa VGA Card tertentu. Tetapi karena penggunaannya lebih banyak pada Motherboard dan Harddisk serta Optical Disk, maka kita hanya akan membahas ketiga hal itu.
Jumper pada komputer biasanya digunakan pada Motherboard, Harddisk dan Optical Disk, dan pada beberapa VGA Card tertentu. Tetapi karena penggunaannya lebih banyak pada Motherboard dan Harddisk serta Optical Disk, maka kita hanya akan membahas ketiga hal itu.
Jumper pada Motherboard
1. Jumper Clear CMOS
Jumper CMOS biasanya terletak di dekat
Baterai CMOS. Biasanya terdapat 3 kaki (pin) pada jumper ini. Fungsinya
adalah untuk menyimpan dan me-reset CMOS (sebuah IC program pada
Motherboard) pada posisi default (Setting Awal/Pabrik).
Biasanya pada pin ke 1 dan 2 bila dihubungkan dengan sebuah Jumper maka
CMOS pada posisi normal akan menyimpan setiap settingan yang kita ubah
pada CMOS/BIOS. Dan bila Jumper kita ubah pada posisi 2 dan 3, akan
mereset settingan bios ke standard pabrik (Default) komputer tidak akan
hidup, dan bila tidak dipasang maka settingan bios tidak dapat disimpan
karena terputusnya daya dari baterai CMOS.
Pada gambar d'atas ini adalah salah satu contoh dari komputer Pentium I, yang terdiri dari Bus 50, 55, 60, 66 dan 75. Bus ini terdapat pada processor. Disetiap Bus yang kita pilih, ada petunjuk mengenai penggunaan jumpernya.
Begitu pula Jumper Clear CMOS ini bisa
digunakan bila komputer tidak bisa hidup akibat kita lakukan perubahan
pada hardware, misalnya processor, tetapi karena CMOS/BIOS anda telah
menyimpan setting pada komputer yang lama dan tidak mampu membaca
processor yang baru saja anda gantikan maka Jumper ini bisa anda
gunakan.
Jumper ini juga digunakan bila anda lupa
pada password yang anda buat di BIOS. Dengan melakukan Clear CMOS, maka
password yang anda buat akan hilang dengan sendirinya.
2. Jumper Bus Clock/Bus Speed
Jumper ini berfungsi untuk menyeting Bus
Clock pada processor. Pada saat ini, hampir bisa dibilang jumper ini
jarang digunakan. Fungsi setting yang tadinya diatur oleh jumper
sekarang sudah dibuat outo atau bisa disetting lewat BIOS.
Pada gambar d'atas ini adalah salah satu contoh dari komputer Pentium I, yang terdiri dari Bus 50, 55, 60, 66 dan 75. Bus ini terdapat pada processor. Disetiap Bus yang kita pilih, ada petunjuk mengenai penggunaan jumpernya.
3. Jumper Bus Ratio
Seperti halnya jumper Bus Clock/FSB,
jumper ini pun bisa dibilang sudah tidak dipergunakan kembali. Jumper
ini adalah ratio perkalian dari processor. Misalnya processor Pentium I
133 MHz dengan Bus/FSB 66, maka Rationya adalah 2x. Maka kita melakukan
setting sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada keterangan baik di
Motherboard maupun buku manual.
4. Jumper VGA
Jumper ini biasanya terdapat pada
Motherboard yang menyediakan VGA onboard beserta Slot VGA sebagai
tambahan. Jumper, biasanya terdiri dari 3 kaki/pin yang digunakan untuk
memilih apakah yang digunakan VGA onboard nya atau Slot VGA.
Sama
sepert jumper bus clock, jumper ini sudah jarang dipergunakan dan
diganti dengan outo setting, sehingga tanpa melakukan setting apapun,
VGA akan memilih sendiri yang mana yang dipergunakan.
5. Jumper Audio
Jumper Sound, adalah jumper yang
dipergunakan untuk mengaktifkan suara. Jumper ini biasanya terdiri dari
10 pin berjejer dengan pin nomor 8 kosong. Bila anda mengaktifkan Audio
di depan Casing, maka otomatis, soket Audio di casing telah mengaktifkan
jumper Audio ini.
Tapi
bila tidak, persiapkanlah sebuah jumper untuk menghubungkan pin nomor 5
dan 6, juga pin nomor 9 dan 10, sebab bila tidak , tidak akan keluar
suara sekalipun driver telah masuk. Dan kejadian ini sering terjadi
dimana Audio tidak bisa terdengar dan orang yang tidak mengerti akan
kebingungan dan mengira Sound onboard dari Motherboard anda mati.
6. Jumper USB Power
Anda pernah mengalami kejadian USB anda
tidak bisa berfungsi? atau berfungsi hanya di Windows? Tidak di DOS
(misalnya dengan penggunaan Keyboard USB)? Mungkin anda tidak
mengaktifkan Jumper USB Power.
Jumper ini ada di hampir semua Motherboard yang memiliki USB Socket. Jumper ini terdiri dari 3 kaki/pin. Bila tidak dipasang, maka USB anda tidak akan berfungsi. Bila di pasang pada salah satu kaki, misalnya pin 1 dengan pin 2 atau pin 2 dengan pin 3, maka akan punya pengaruh yang berbeda. Yang satu tidak akan bisa mengaktifkan USB di DOS.
Jumper ini ada di hampir semua Motherboard yang memiliki USB Socket. Jumper ini terdiri dari 3 kaki/pin. Bila tidak dipasang, maka USB anda tidak akan berfungsi. Bila di pasang pada salah satu kaki, misalnya pin 1 dengan pin 2 atau pin 2 dengan pin 3, maka akan punya pengaruh yang berbeda. Yang satu tidak akan bisa mengaktifkan USB di DOS.
7. Jumper Memory/RAM
Jumper ini biasanya terdapat pada
Motherboard yang memiliki fasilitas 2 jenis Slot memory, misalnya
Motherboard yang memiliki slot memory SDRAM dan DDR1, atau DDR1 dengan
DDR2, maka untuk memilih salah satu slot diperlukan setting jumper
memory.
Jumper pada Harddisk atau Optical Disk (CDRom, DVD, dll)
Jumper pada Harddisk dan Optikal Disk
biasanya untuk menentukan status pada harddisk atau optical disk. Status
pada harddisk/optical disk apakah dia akan menjadi Master (Utama) atau
Slave (Tambahan).
Hal ini penting di perhatikan tatkala kita melakukan tundem (penggabungan harddisk dengan harddisk, atau harddisk dengan optical disk pada satu kabel). Bila status sama-sama master, maka keduanya tidak akan terdeteksi oleh Motherboard. Karena itu yang satu harus menjadi Master (Utama) dan yang satu menjadi Slave (Tambahan).
Hal ini penting di perhatikan tatkala kita melakukan tundem (penggabungan harddisk dengan harddisk, atau harddisk dengan optical disk pada satu kabel). Bila status sama-sama master, maka keduanya tidak akan terdeteksi oleh Motherboard. Karena itu yang satu harus menjadi Master (Utama) dan yang satu menjadi Slave (Tambahan).
Pada Motherboard tertentu, status Slave
pada harddisk tunggal (tanpa melakukan tundem) tidak akan dapat di
deteksi oleh Motherboard.
0 komentar:
Posting Komentar